Kamis, 07 Januari 2016

Festival Tabot ( Bengkulu )

Festival Tabot adalah sebuah upacara adat tradisional di Bengkulu yang selalu diadakan tiap tahun sebagai tanda awal tahun baru Islam yaitu tiap tanggal 1 hingga 10 Muharam. Upacara Tabot dilakukan untuk mengenang jasa para pemimpin Syi'ah dan kaumnya dalam mengumpulkan bagian-bagian dari jenazah Husin atau Syahid Agung Husin bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah SAW dari puteri beliau Fatimah Az-Zahra binti Muhammad. Beliau gugur dalam perang tak seimbang antara laskar yang beliau pimpin sejumlah 40 orang dengan laskar Abu Ubaidillah bin Zaid yang berjumlah ribuan orang disuatu tempat yang bernama Padang Karbala di wilayah Irak. Peristiwa tragedi dalam sejarah Islam ini terjadi pada awal bulan Muharram tahun 61 Hijriah (681 M) yang terkenal dengan nama "Perang Karbala".

Nama Tabot ini berasal dari bahasa arab yaitu Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Upacara ini berasal dari upacara berkabung kaum Syi'ah, dibawa ke Bengkulu oleh para tukang yang membangun benteng Marlborough dari negeri mereka yaitu Madras-Benggali bagian selatan dari India. Upacara ini selanjutnya diwariskan mereka kepada anak cucu mereka yang kenudian ada diantaranya yang berasimilasi dengan orang Bengkulu. Karena upacara ini telah berlangsung cukup lama (sekitar dua abad) maka dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu telah menjadi milik mereka baik dari kalangan kaum sipai (Keluarga Tabot) ataupun seluruh masyarakat melayu Bengkulu.


Oleh karena tabot adalah event khas daerah Bengkulu sehingga pemerintah daerah pun menghiasi tatanan kota dengan bangunan Tabot di hampir setiap simpang-simpang jalan atau di setiap sudut-sudut kotanya.

Adapun tahapan dari upacara ini adalah : 
1. Mengambik Tanah (Mengambil Tanah) 
2. Duduk Penja (Mencuci Jari-Jari) 
3. Menjara (Mengandun) 
4. Meradai (Mengumpulkan Dana) 
5. Arak Penja (Mengarak Jari-jari) 
6. Arak Serban (Mengarak Serban) 
7. Gam (Tenang Berkabung / Masa Tenang) 

8. Arak Gedang (Taptu Akbar)
Arak gedang merupakan acara puncaknya sebelum tabot-tabot di buang, acaranya yaitu seluruh tabot dipamerkan pada suatu tempat dan masyarakat banyak berdatangan untuk sekedar melihat aneka bentuk, hiasan, warna-warni nya tabot. Disitu pulalah tabot dilombakan tabot mana yang paling menarik dan kreatif. Banyak pula para pedagang menjajakan dagangannya dari makanan, baju, pernak-pernik sampai sepatu ataupun boneka dll.. apalagi kalau menjelang malam paling membuat takjub ketika tabot-tabot itu dihiasi lampu-lampu hias membuat suasana semakin meriah, adapula panggung hiburan seperti tari-tarian dan lain sebagainya.  

9. Tabot Tebuang (Tabot Terbuang)
Acara terakhir dari rangkaian upacara tabot yaitu tabot tebuang. Seluruh tabot diarak melewati jalan-jalan besar menuju Padang Jati dan Berakhir di komplek pemakaman umum karbela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual tabot tebuang karena disini dimakamkan Imam Senggolo (Syekh Burhanudin) pelopor upacara tabot di Bengkulu. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar