Terletak di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Lokasi Desa Wisata Buluh Cina berjarak sekitar 20 kilometer atau setengah jam perjalanan mengendarai mobil dari Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. Dan berjarak sekitar 90 kilometer dari Bangkinang, ibukota Kabupaten Kampar.
Desa Wisata Buluh Cina dibelah oleh Sungai Kampar yang dikelilingi oleh hutan tropis seluas 100 (seratus) hektare lebih. Desa Buluh Cina terbagi ke dalam tiga dusun dengan jumlah penduduk sekitar 1500 jiwa atau 300 kepala keluarga (KK). Desa Buluh Cina merupakan desa adat tertua yang mengilhami kelahiran desa-desa yang ada di sekitarnya, seperti Desa Watas Hutan, Desa Pangkalan Baru, Desa Baru, Desa Pandau Jaya dan Desa Tanah Merah. Adat istiadat Desa Buluh Cina mirip dengan masyarakat XIII Koto Kampar (Riau) dan Minang (Sumatera Barat). Penduduk setempat dibagi ke dalam dua suku berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu (matrilinial), yaitu Suku Melayu dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Majolelo dan Suku Domo dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Tumanggung. Setelah Datuk Majolelo pindah ke Desa Watas Hutan, pucuk pimpinan adat Suku Melayu dipegang oleh Datuk Bagindo. Sejak tahun 1997 masyarakat desa tersebut dilarang berjudi, minuman keras dan mengkonsumsi narkoba. Kebijakan itu dibarengi dengan larangan menjual atau menyewa kaset/kepingan VCD.
Letak Desa Buluh Cina sangatlah unik karena diapit oleh sebelas danau dari arah utara dan selatan, yang lebarnya rata-rata 100 meter dan luasnya berkisar antara 200-3000 meter. Di sisi utara desa terdapat tiga danau, yaitu Danau Rengas, Danau Rawang dan Danau Lagun. Sedangkan di sisi selatan desa terdapat delapan danau, yaitu Danau Tuok Tonga, Danau Baru, Danau Tanjung Putus, Danau Pinang Dalam, Danau Pinang Luar, Danau Rayo, Danau Tanjung Baling dan Danau Bunte. Di desa ini pengunjung bisa melihat rumah panggung khas Melayu Kampar, Balai Adat dan museum dua suku yang berisi peralatan-peralatan yang diwariskan secara turun-temurun dari para leluhur. Di sepanjang tepian sungai, pengunjung dapat menyaksikan anak-anak mandi dan wanita mencuci di atas rakit-rakit. Sampan-sampan penduduk yang lalu lalang mencari ikan atau pergi ke ladang menambah keindahan suasana desa. Pengunjung yang tidak suka berdiam diri bisa melakukan kegiatan memancing di sehiliran sungai Kampar atau di sebelas danau alam di yang ada di sekitarnya. Bagi yang suka berpetualang, dapat menyusuri hutan belantara yang berisi ratusan pohon kayu yang menjulang tinggi. Di lokasi ini pengunjung bisa menjumpai berbagai jenis pakis gajah, pinang-pinang, anggrek hutan, serta berbagai jenis satwa liar, seperti rusa, kijang, monyet, siamang, musang, trenggiling, landak dan tupai. Pengunjung dapat bermain bola voli di pantai yang berpasir lembut. Para pencinta alam yang ingin bermalam dapat berkemah di tanjung-tanjung sungai.
Di Desa Buluh Cina terdapat Perpustakaan Negeri Enam Tanjung dan Aquarium Ikan Sungai yang bisa diakses oleh para pengunjung. Setiap tanggal 9 Agustus, untuk memperingati HUT Provinsi Riau, di desa tersebut diadakan perlombaan Perahu Naga yang diikuti oleh berbagai kalangan dan dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari luar negeri. Pada event tahunan itu ditampilkan berbagai atraksi kesenian tradisional setempat dan aneka lomba pendukung lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar