Nama Cingkuak berasal dari hewan jenis kera hitam. Warga percaya kera itu hanya ada di Pulau tadi. Namun kera itu kini hanya menjadi cerita turun temurun. Pulau Cingkuak menyimpan sejarah. Sisa-sisa bangunan benteng Portugis tampak renta dan sudah ringkih. Di sana ada kuburuan tua tanpa nama yang telah dipagari. Batu nisannya bertuliskan 1911. Puas menggitari pulau Cingkuak. Perahu tempel siap mengantar pengunjung kembali ke dermaga Pantai Carocok. Gambar pantai bisa diambil dari ketinggian. Ada bukit yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hamparan bukit dengan padang rumput itu, pantai Carocok tampak biru. Pohon kelapa melambai dari sekitar pantai. Namanya Bukit Langkisau. Lanskap Kota Painan terlihat jelas dari bukit ini. Penat pun hilang, apalagi menjelang senja. Kalau beruntung, karena tak mendung, Bukit Langkisau memanjakan mata dari merahnya langit oleh matahari yang hendak ditelah Pulau Cingkuak. Bukit Langkisau juga eksotis bagi penikmat fotografi. Bagi pecinta olahraga paralayang, Bukit Langkisau juga menantang. Bukit ini kerap dijadikan titik awal mereka yang hendak terbang melintasi hamparan pantai untuk mendarat di Pantai Salido. penasaran Silahkan atur waktu bersama orang tercinta untuk berliburan ke sini.
Jumat, 03 April 2015
Pantai Corocok ( Painan )
Dari bagian barat Kota Painan, gerbang bergonjong bertuliskan Selamat Datang di Pantai Carocok menyambut pengunjung. Sekitar satu kilometer dari gerbang bibir pantai sudah menanti. Air pantai biru begitu tenang dan jernih serta kaya terumbu karang dan ikan di dalamnya. Pasir putih kecoklatan. Deretan penjual souvenir sudah menanti di sekitar pantai. Budaya dan ragam kuliner menjadikan pantai berpasir putih ini menjadi pilihat tepat untuk bersantai. Bersantai tak cuma di pantai Carocok. Pengunjung bisa datang ke Pulau Kereta atau Pulau Cingkuak. Dua pulau yang berhadapan dengan Pulau Carocok. Karang membentang memecah ombak kecil begitu kental di Pulau Kereta. Di beberapa titik, gazebo untuk beristirahat sekaligus bisa menjadi tempat mengabadikan keindahan pantai. Pulau Cingkuak yang biru dan bersih terlihat menantang di kejauhan. Bibir pantai tampak putih oleh pasir. Rumpunan pohon kelapa kian menantang untuk datang ke sana. Perairan Pulau Cingkuak bisa dinikmati melalui perahu tempel yang disewakan warga. Cukup Rp20 ribu, dan pengunjung bisa segera melaut dari dermaga pasir putih ke perairan Pantai Carocok. Pulau Cingkuak memiliki luas sekitar 5 hektar. Aneka permainan sudah tersedia, seperti Banana Boat dan jetsky. Cukup dengan uang Rp 20 ribu, Banana Boat bisa memacu jantung. Atau Rp100 ribu jet sky berkapasitas dua orang bisa dipacu selama 15 menit mengarungi pantai. Bermalam tak harus di gazebo. Pengunjung bisa berkemah. Cukup menyewa peralatannya dengan Rp100 ribu-Rp200 ribu. Pada malam hari gemericik ombak kecil terasa romatis.
Nama Cingkuak berasal dari hewan jenis kera hitam. Warga percaya kera itu hanya ada di Pulau tadi. Namun kera itu kini hanya menjadi cerita turun temurun. Pulau Cingkuak menyimpan sejarah. Sisa-sisa bangunan benteng Portugis tampak renta dan sudah ringkih. Di sana ada kuburuan tua tanpa nama yang telah dipagari. Batu nisannya bertuliskan 1911. Puas menggitari pulau Cingkuak. Perahu tempel siap mengantar pengunjung kembali ke dermaga Pantai Carocok. Gambar pantai bisa diambil dari ketinggian. Ada bukit yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hamparan bukit dengan padang rumput itu, pantai Carocok tampak biru. Pohon kelapa melambai dari sekitar pantai. Namanya Bukit Langkisau. Lanskap Kota Painan terlihat jelas dari bukit ini. Penat pun hilang, apalagi menjelang senja. Kalau beruntung, karena tak mendung, Bukit Langkisau memanjakan mata dari merahnya langit oleh matahari yang hendak ditelah Pulau Cingkuak. Bukit Langkisau juga eksotis bagi penikmat fotografi. Bagi pecinta olahraga paralayang, Bukit Langkisau juga menantang. Bukit ini kerap dijadikan titik awal mereka yang hendak terbang melintasi hamparan pantai untuk mendarat di Pantai Salido. penasaran Silahkan atur waktu bersama orang tercinta untuk berliburan ke sini.
Nama Cingkuak berasal dari hewan jenis kera hitam. Warga percaya kera itu hanya ada di Pulau tadi. Namun kera itu kini hanya menjadi cerita turun temurun. Pulau Cingkuak menyimpan sejarah. Sisa-sisa bangunan benteng Portugis tampak renta dan sudah ringkih. Di sana ada kuburuan tua tanpa nama yang telah dipagari. Batu nisannya bertuliskan 1911. Puas menggitari pulau Cingkuak. Perahu tempel siap mengantar pengunjung kembali ke dermaga Pantai Carocok. Gambar pantai bisa diambil dari ketinggian. Ada bukit yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hamparan bukit dengan padang rumput itu, pantai Carocok tampak biru. Pohon kelapa melambai dari sekitar pantai. Namanya Bukit Langkisau. Lanskap Kota Painan terlihat jelas dari bukit ini. Penat pun hilang, apalagi menjelang senja. Kalau beruntung, karena tak mendung, Bukit Langkisau memanjakan mata dari merahnya langit oleh matahari yang hendak ditelah Pulau Cingkuak. Bukit Langkisau juga eksotis bagi penikmat fotografi. Bagi pecinta olahraga paralayang, Bukit Langkisau juga menantang. Bukit ini kerap dijadikan titik awal mereka yang hendak terbang melintasi hamparan pantai untuk mendarat di Pantai Salido. penasaran Silahkan atur waktu bersama orang tercinta untuk berliburan ke sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar